MARKUS
(Monolog)
Karya
Zohry
Junedi
_____________________________________________
Catatan publisher BandarNaskah.blogspot.com:
Mementaskan naskah ini harap menghubungi penulis untuk sekedar pemberitahuan.
Penulis: Zohry Junedi
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=1704112218
HP: 081229091987
Catatan publisher BandarNaskah.blogspot.com:
Mementaskan naskah ini harap menghubungi penulis untuk sekedar pemberitahuan.
Penulis: Zohry Junedi
Facebook: http://www.facebook.com/profile.php?id=1704112218
HP: 081229091987
MARKUS
(Monolog Script)
(Sajana
Muda ; Iwan Fals Mode On)
(berpakaian
kemeja setengah rapi, saat terlintas kerut diwajahnya tergambar lelaki paruh
baya itu sepertinya sedang stress)
Ohhh
Tuhan!!! Kemana lagi saya harus melangkah, saya lelah… telah sekian hari saya
mondar mandir mencari pekerjaan tapi tak ada perusahaan yang mau menghargai ijazah-saya,
jangankan untuk menjadi seorang eksekutif muda jadi seorang kuli bangunan sajah
saya ditolak mentah-mentah, alasan mereka sederhana sekali ‘….anak muda tampangmu tidak mengizinkan untuk menjadi seorang kuli kau
akan merepotkan dirimu sajah…..’, tapi ketika lamaran kumasukkan ke
perusahaan , mereka justru menjawab sebaliknya ‘….anak muda lebih baik kamu
jadi kuli sebab tampangmu tidak lulus akreditasi….’ . . . Sial mereka
justru mengolok-olok saya!!!
(terdengar
suara dentang denting besi…!!!!)
Lantas
saya mau jadi apa?? Apa harus jadi Germo?? Akhhhh rasanya jawabannya akan sama
saja dengan mereka ‘…anak muda tampangmu
itu masih baby face mana ada perawan yang bakalan naksir kamu….‘ lho terus bwt apa saya sekolah tinggi-tinggi
sampai gelar Sarjana Hukum ini menempel di belakang namaku, kalau pun harus
jadi germo!! ternyata gelar ini justru merepotkanku sajah lebih baik saya tidak
perlu sekolah jauh jauh meninggalkan kampoeng halaman , kalau tau dari dulu
saja saya mengerjakan sawah milik pa’e dan bu’e , sekarang sawah dan ladang
telah habis dijual untuk membiayai sekolahku, hufhhh nasib nasib….!!!!
Nama
saya Marjuki lengkapnya Marjuki Kusdianto’ dengan sedikit penekanan di O’ ,
membuktikan bahwa saya berdarah jawa,(heee….) disapa akrab Juki atau teman2
didesa memanggil saya kus, Saya berangkat dari keluarga kecil tapi dengan cita2
besar, biaya sekolah dari SD hingga SMU mungkin bisa jadi hampir separohnya
dari hasil jerih payah saya sendiri, pagi hingga siang saya sekolah , sorenya
sehabis makan dan sholat saya bekerja di Gudang pengepakan sayur sayuran,
semuanya saya lakukan karena saya ingin maju, melebihi kedua orang tua saya,
saya ingin membahagiakan mereka seperti orang-orang lain, memberikan mereka
rumah, membiarkan mereka istirahat dengan nyaman, dan menaikkan mereka haji,
amien…. Seusai tamat bangku smu, saya sadar ternyata saya hanyalah keluarga miskin
dan tidak pantas melanjutkan sekolah terlalu tinggi, huftt….akhirnya saya
berpikir kembali untuk mengurungkan niat saya melanjutkan kuliah sebab jelas
tuntutan biaya kuliah sangat mahal, belum lagi 12 orang adik saya masih
kecil-kecil, mereka butuh biaya juga….!!! Tapi nasib berkata lain, tanpa
sepengetahuan saya orang tua saya nekat menjual hampir separoh sawahnya dan
beberapa ekor kerbau, hanya untuk menyekolahkan saya, saat itulah saya benar2
berjanji untuk serius dalam kuliah. (Dengan mata yang telah berawan gelap,tapi
penuh mimpi!!!)
Saya
dikuliahkan di fakultas hukum ternama di Universitas BBB alias Universitas
Bukan Bintang Biasa, saya tumbuh menjadi mahasiswa yang begitu idealis, setiap
ada kebijaksanaan yang dirasakan bertentangan dengan suara hati mahasiswa,
mungkin saya adalah pelopor yang menentang pihak fakultas ataupun rektorat, ’…saudara-saudara mahasiswa!!!!...’
teriak saya lantang!!! ‘…..Pihak fakultas
baru saja mengeluarkan kebijaksanaan sangat merugikan mahasiswa, merugikan kita
semua, oleh sebab itu kawan2 semua mari sama2 kita bulatkan tekad satukan hati
untuk menentang keputusan dekan sebab keputusan tersebut sama sekali tidak
berdasar dan sangat merugikan mahasiswa, Setuju kawan2!!...’ spontan seluruh demonstran menyambut teriakan
‘…Setuju!!!...’ , ‘…. Kami tidak akan
membubarkan diri sebelum tuntutan kami dikabulkan, satu komando satuu aksi!!!…’
seingat saya waktu itu matahari
semakin terik, yang terus saja membakar emosi yang semakin kian memuncak karena
perwakilan pimpinan belum juga keluar untuk memberi penjelasan, karena
sepertinya tidak ada itikad baik dari pihak fakultas akhirnya emosi massa yang
sudah pada posisi klimaks mendadak pecah… dipicu lagi salah satu mahasiswa
mengaku dipukuli oleh satpam!!! Seperti tanpa aba-aba kami semua mulai brutal,
dengan masa yang hampir mencapai 500san orang, kami semua menembus gedung,
aparat yang menghadang kami serbu, kami pukul, barang2 administrasi kami hancurkan , semua pora-poranda
. . . kondisi ruangan tak terkondisikan lagi, semua ba bi bu . . . beruntung
ketika itu perwakilan pimpinan fakultas akhirnya keluar dibarengi beberapa
orang dosen yang kelihatannya sudah begitu ketakutan, kelihatan dari wajahnya
sepertinya mereka merasa terancam, pelan-pelan dengan nada sedikit gemetar “…saudara-saudara mahasiswa sekalian harap
tenang, kami berjanji akan meninjau segala keputusan yang telah kami keluarkan,
sekarang kami mohon kepada semuanya untuk membubarkan diri” huahaa…
ketawaku dalam hati saat melihat jelas keringat dingin sebesar biji jagung para
dosen tersebut. hmm, rasanya tak perlu saya sebutkan berapa banyak demonstrasi
dan aksi lainnya yang kami lakukan untuk menentang segala peraturan yang
dirasakan bertentangan dengan hati nurani rakyat terutama mahasiswa.
(terdengar
suara dentang denting besi kembali, marjuki mulai berang!!!)
Saya
juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa atau sebut saja BEM, atau bukan saja
aktif malah kemudian saya terpilih menjadi Presiden Mahasiswa dan setiap ketika
saya berdiri didepan mimbar , tidak ada seorangpun yang sempat berbicara semua
mata tertuju hanya pada saya, orang2 bilang saya seperti macan mimbar soekarno:
mata saya nanar, emosi saya bak lahar panas yang meletusS-letus, tubuh saya
tegak layak jenderal bintang lima, suara saya lantang memecah ruangan,
semangadh saya berkobar berapi-api ‘…saudara-saudara
mahasiswa semuanya, sekarang tidak ada lagi namanya penindasan dari dosen
terhadap mahasiswa, tidak ada lagi kecurangan dalam dunia kampus, mari sama2
kita bersihkan birokrasi kita, hapus pungutan-pungutan liar bahkan kalau perlu
seret mereka ke meja hijau bila terbukti atau gantung mereka biar dimayatnya
kita tuliskan Bajingan Kampus!!! tidak ada lagi biaya SPP setiap tahun naik,
pendidikan macam apa ini yang membiarkan berjuta2 anak putus sekolah karena
biaya pendidikan mahal, Hidup mahasiswa!!! Hidup mahasiswa…!!!....’ sekejap
ruang tenang pecah oleh gegap gempita reramai tepuk tangan undangan. Maka lama
kelamaan nama saya mulai dikenal dikalangan pejabat teras universitas, tak
banyak pejabat yang ternyata suka dengan muncung
besar saya, tapi juga tidak sedikit dosen atau pejabat yang memuji keidealisan
seorang mahasiswa seperti saya. akhirnya saya tidak mengecewakan kedua orang
tua saya didesa, tidak berlama-lama tepat genap 6 tahun akhirnya saya terpaksa
diluluskan dengan IPK ya standartlah,(ehehee…) .
Nama
saya begitu dipuja dan disebut sebut di tiap sudut desa ketika saya telah
berhasil meraih gelar sarjana, sarjana hukum impian saya dan juga mimpi orang
tua saya!!! ‘…..Uyyy, saudara/I anak’e pak midun dah suksesss, uyy si marjuki
udah jadi orang kayaa, HIduPp jukii…’ teriak orang2 kampung hamppir disetiap
sudut desa.
Akhhhh….
Tapi itu kisah masa lalu tentang kejayaan yang tak akan mungkin kembali,
sekarang saya hanyalah seorang pengangguran sial dan hari ini tepat 1 tahun
setelah kelulusanku dan tepat 1 tahun saya menjadi pengangguran sial!!! Cita2ku
untuk menjadi seorang jaksa atau hakim rasanya cukup kubawa sampai saat itu
sajah, tapi saat itu ditengah kebimbangan, sayup sayup muncul seorang yang
sepertinya saya kenal, beliau membawa sebuah kabar yang sempat menghentikan
denyut jantung saya, ohhh ya ya ternyata dia teman satu angkatan yang dulu
sama2 berjuang menegakkan idealisme kampus, dengan Bangga dia menyambut
genggaman saya sehangat salam mahasiswa seperti dulu ‘…Selamat sob, akhirnya cita2 kamu tercapai, saudara lulus seleksi
calon hakim!!!....’ saya masih dalam
keadaan setengah percaya setengah tidak, saya hanya tak mampu berbicara banyak
saat itu. Saya jadi hakimmmm, “….saya jadi hakimm…!!” sontak meledak gembira
yang meluapP dalam diri saya “...saya jadi hakimmm... pa’ee…bu’eee Juki jadi
hakimmm…!!!!” Akhirnya saya harus percaya jika kita punya semangadh yang besar
dan tak lelah berjuang, apapun cita2 pasti tercapai.
Belum
cukup 5 tahun saya telah menjadi hakim terkenal, dengan keidealisan yang sama
seperti waktu saya jadi mahasiswa dulu. Setiap kasus-kasus saya putuskan dengan
berdasarkan keadilan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa!!!.
Hingga
pada suatu malam yang bagi saya terlalu kelam untuk dijadikan malam, saya ingat
betul malam itu tepat pukul 12 lewat 10
menit hape saya berdering, saya ditelpon oleh seorang yang sama sekali
tidak saya kenal, dia meminta saya untuk memenangkan persidangan lusa
mendatang, jelas waktu itu saya semprot habis-habisan ‘…Setan kamu, kamu pikir saya siapa seenaknya mau suap saya,jangan
samakan saya dengan hakim2 lain, dengar siapapun anda saya tidak akan tergoda,
saya hanya memutuskan berdasarkan bukti dan hati nurani bukan berdasarkan uang
kamu Iblis!!!...’ sebelum saya semprot habis-habisan penelepon yang entah
siapa itu sempat mengatakan bahwa uang jaminan perkara sudah mereka kirimkan
lewat rekening atas nama saya. sehabis telpon itu kututup saya tidak bisa tidur
lagi, entahlah kalimatnya selalu terbayang bayang ”…rekening atas nama anda……rekening atas nama anda.. rekening atas nama
anda…!!!” Akhhh persetan pikirku dalam hati, saya terus berusaha melupakan
apa yang terjadi barusan, tapi tetap saja malam itu terlanjur membuat jantungku
pecah, hingga menjelang pagi saya tetap tidak bisa tidur, seharian pekerjaanku
semuanya berantakan, belum lagi kawan2 sekantor yang tak tentu salah apa,
semuanya jadi lampiasan emosiku . . . untuk menenangkan alur pikirku, ku coba
untuk berjalan2 sejenak keluar kantor sambil menghirup udara segar, tapi
pilihanku salah, rasa penasaranku semakin menjadi saat tiba2 tanpa sengaja saya
melintasi sebuah bank, seperti terhipnotis saya dibawa menuju kesebuah atm,
pelan2 saya memasukkan kode pin tiga, dua, enam, tujuh, lima… saya setengah
percaya jumlah angka nol yang muncul di layar atm kok banyak sekali, pelan
pelan saya hitung dengan seksama “..nolllllll… nnnnoooool… nnnnnnolllll… nnnnolll…
nooollll… nnol… nnnol… noool… nolll…” sekejap sekujur tubuhku gemetaran,
pandanganku kelam, nafasku kejar2an dengan denyut jantung . . . masih dalam
kondisi setengah sadar kuhitung ulang jumlah nol tepat dibelakang angka 2, satu
. . . dua . . . tiga . . . empat . . . lima . . . enam . . . tujuh . . .
delapan . . . sembilan . . . ha 2 Milyar??? Langsung kuterduduk tanpa banyak
kata . . . 2 Milyarrrr . . . 2 milyarrr milyarrr . . . seperti sudah didepan
mata sebuah rumah mewah memanggil manggil nama saya marjuki . . . juki . . .
juki . . . terlebih lagi senyum bangga kedua orang tua saya berselempangkan peci
dan kerudung haji dari mekkah . . .
(kembali
terdengar suara dentang denting besi, menyadarkan juki dari lamunannya)
saya
langsung pulang dengan langkah cepat tak tentu, pulang langsung duduk menuju
ruang kerja saya dan merubah semua putusan pengadilan untuk memenangkan uang 2
milyar, akhhh persetan dengan keadilan , keadilan tak memberiku kebahagiaan
tapi 2 milyar ini mampu mengantarku pada jalan pintas menuju mimpi-mimpi yang
telah lama kunanti.
Mungkin
bukan sekali dua kali aku menggadaikan keidealisan mahasiswa yang selalu
kubangga banggakan seperti dulu, keadilan telah kugadaikan oleh sejumlah uang “. . . marr . . . mar . . . mar . .. kussss
. . . kus . .. kus…” begitu rayuan nakal
segelimang harta tersenyum memanggilku, “….marrr
. . . kusss . . .” dan akhirnya terkenallah saya dengan sebutan markus yang
sebenarnya marjuki kusdianto tapi dipelesetkan menjadi ‘Makelar Kasus’
huahahaaa…..
(terdengar
suara pukulan besi, kali ini lebih nyaring dan lebih ganass!!!!)
Ia…
ia… ia…. Saya tidur, dasar sipir penjara Goblok!!!!
(kemudian
melentangkan tubuhnya seperti hendak tidur, dengan posisi membelakangi
penonton: terlihatlah di belakang baju bertuliskan: TAHANAN LP CIPINANG)
Bengkulu,
23 Desember 2009
Zohri
Junedi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar