BEFORE BREAKFAST
Sebuah Drama Monolog Karya Eugene
O’neill
Naskah
terjemahan Wiwit Anggraini, S.Pd
SEBELUM SARAPAN
Sebuah Drama
Monolog Karya Eugene O’neill
SETTING – SEBUAH RUANGAN KECIL YANG BERFUNGSI SEBAGAI DAPUR DAN
RUANG MAKAN DI SEBUAH APARTEMEN DI JALAN CHRISTOPHER, KOTA NEW YORK. DI BAGIAN
KANAN BELAKANG ADA SEBUAH PINTU MENUJU LORONG. PADA BAGIAN KIRI DARI JALAN
MENUJU PINTU ADA SEBUAH TEMPAT MENCUCI DAN KRAN AIR SERTA SEBUAH KOMPOR GAS DUA
TUNGKU. DI ATAS KOMPOR GAS, DI BAGIAN KIRI ADA SEBUAH KLOSET DARI KAYU UNTUK
CUCI PIRING, DLL. DI BAGIAN KIRI ADA DUA JENDELA UNTUK TEMPAT KELUAR ASAP
DIMANA TERDAPAT BEBERAPA POT BUNGA YANG MATI KARENA TERABAIKAN. SEBELUM
JENDELA-JENDELA TERDAPAT SEBUAH MEJA YANG DITUTUPI KAIN BERMINYAK. DUA KURSI
DILETAKKAN DEKAT MEJA. DI BAGIAN KANAN DINDING AGAK KE BELAKANG ADA SEBUAH
JALAN MENUJU PINTU KAMAR TIDUR. DI DEPANNYA, AGAK JAUH ADA BEBERAPA MACAM BAJU
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN YANG BERBEDA TERGANTUNG DI TEMPAT GANTUNGAN BAJU.
SEBUAH KAIN TIRAI MENJULUR DARI POJOK KIRI, KE BELAKANG SAMPAI KE BAGIAN KANAN
DINDING.
INI SEKITAR JAM SETENGAH SEMBILAN PAGI,
HARI YANG CERAH DI AWAL MUSIM GUGUR. MRS. ROWLAND MASUK DARI ARAH RUANG TIDUR,
MENGUAP, TANGANNYA MASIH SIBUK MERAPIKAN RAMBUTNYA (BARU KELUAR DARI TOILET
YANG ACAK-ACAKAN) DENGAN MENJEPITKAN JEPITAN RAMBUTNYA YANG BERANTAKAN. MRS.
ROWLAND TINGGI SEDANG DAN BADANNYA LEMAH, DIKUATKAN LAGI DENGAN BAJU BIRUNYA
YANG TIDAK FORMAL, JELEK DAN KUSAM. WAJAHNYA NYARIS TIDAK BERKARAKTER, DENGAN
MATA YANG KECIL, BIASA, BIRU TIDAK TERGAMBARKAN. ADA EKSPRESI TERTEKAN DI MATA
DAN HIDUNGNYA, DAN JUGA MULUTNYA YANG LEMAH DAN TERLUKA. DIA SEBENARNYA BERUMUR
SEKITAR DUA PULUHAN TAHUN, TAPI KELIHATAN LEBIH TUA DARI UMURNYA.
DIA DATANG MENUJU TENGAH RUANGAN DAN
MENGUAP, MELEBARKAN LENGANNYA. MATANYA MASIH MENGANTUK DAN SEPERTI ORANG YANG
INGIN TIDUR PANJANG KARENA KURANG ISTIRAHAT. DIA MENUJU GANTUNGAN BAJU DAN
MEMAKAI BAJU YANG TERGANTUNG DI BAGIAN KANAN, MENGIKAT TALINYA DI PINGGANG
DENGAN JARI-JARINYA YANG TAK BEGITU INDAH. KEMUDIAN BERJALAN PELAN MENUJU
KOMPOR GAS DAN MENYALAKAN SALAH SATU TUNGKUNYA. DIA MENGISI TEKO DENGAN AIR
DARI KRAN DAN MELETAKKANNYA DI ATAS TUNGKU. KEMUDIAN DUDUK BERSELONJOR DI ATAS
KURSI DEKAT MEJA DAN MELETAKKAN TANGANNYA DI ATAS KENING, SEPERTI SEDANG
MENDERITA SAKIT KEPALA. TIBA-TIBA WAJAHNYA CERAH, SEPERTINYA TERINGAT SESUATU,
MENATAP DENGAN TUJUAN KE ARAH PINTU KAMAR TIDUR DAN MENDENGARKAN SESUATU DENGAN
ASYIK UNTUK BEBERAPA SAAT.
MRS. ROWLAND (DENGAN NADA RENDAH)
Alfred! Alfred
(TIDAK ADA JAWABAN DARI KAMAR SEBELAH DAN DIA
MELANJUTKAN DENGAN SUARA LEBIH KERAS, BERFIKIR BAHWA ADA SESUATU YANG SALAH)
Kamu tidak usah
pura-pura tidur.
(TIDAK ADA JAWABAN DARI KAMAR DAN UNTUK MEMASTIKAN DIA
BERDIRI DARI KURSINYA DAN BERJALAN BERJINGKAT MENUJU TEMPAT CUCI PIRING. DIA
BERJALAN PELAN MEMBUKA PINTU BUFET HATI-HATI DAN TIDAK INGIN MEMBUAT GADUH DAN
BERGERAK DENGAN CEPAT, TIDAK INGIN TERLIHAT. DIA MENGAMBIL SEBOTOL MINUMAN DAN
SEBUAH GELAS DI SEBUAH TEMPAT DALAM LEMARI DAN TERSEMBUNYI. MENUTUP BUFET
DENGAN SEDIKIT SUARA BERISIK. DAN KEDENGARAN DIA MULAI KESAL, KELIHATAN MAU
MEMBENTAK DENGAN SESEORANG DI KAMAR SEBELAH. SUARANYA BERGETAR MARAH) Alfred!
(BERHENTI SEBENTAR, SELAMA MENUNGGU JAWABAN, DIA AMBIL GELAS DAN MENUANGKAN
MINUMAN DENGAN PORSI BESAR DAN MENENGGAK MINUMANNYA: KEMUDIAN DENGAN CEPAT
MENGEMBALIKAN BOTOL DAN GELASNYA KE TEMPAT SEMULA YANG TERSEMBUNYI. DIA MENUTUP
PINTU KLOSET DENGAN HATI-HATI SEPERTI SAAT MEMBUKANYA. KEMUDIAN DENGAN BERAT
DAN MENARIK NAFAS DALAM-DALAM, DIA DUDUK DI ATAS KURSINYA. DOSIS BESAR ALKOHOL
TELAH MEMBUAT EFEK YANG CEPAT. WAJAHNYA BERUBAH MENJADI LEBIH HIDUP. DIA
SEPERTI MENDAPAT TENAGA TAMBAHAN, DIA MENATAP PINTU RUANG TIDUR DENGAN TAJAM.
SENYUMAN TERLUKA DI BIBIRNYA. MATANYA MELIHAT TAJAM KE RUANGAN TIDUR DAN
TERTUJU PADA SEBUAH JAS LAKI-LAKI DAN ROMPI YANG TERGANTUNG DI GANTUNGAN BAJU
SEBELAH KANAN. DIA BERJALAN MENGENDAP-ENDAP MENUJU PINTU YANG TERBUKA DAN
BERDIRI DI SANA. MENGAMATI ORANG DI DALAMNYA, MENDENGARKAN SETIAP GERAKAN.
MEMANGGIL DENGAN SETENGAH BERBISIK)
Alfred!
(KEMBALI TIDAK ADA JAWABAN. DENGAN GERAKAN YANG CEPAT
DIA MENGAMBIL JAS DAN ROMPI LALU MEMBAWANYA KE KURSI. DIA DUDUK DAN MENGAMBIL
BERBAGAI MACAM BENDA, DIKELUARKANNYA DARI SAKU, TAPI DENGAN CEPAT DIKEMBALIKAN
LAGI KE SAKU. TERAKHIR, DI DALAM SAKU ROMPI, DIA MENEMUKAN SELEMBAR SURAT.
MELIHAT PADA TULISAN TANGAN ITU – BERBICARA PELAN PADA DIRINYA SENDIRI).
Hmmm…! Aku tahu ini.
(DIA MEMBUKA SURAT ITU DAN MEMBACANYA. EKSPRESI AWAL
BENCI, KECEWA DAN SANGAT MARAH, TAPI SETELAH SELESAI MEMBACANYA DIA BERUBAH
MENJADI INGIN MENYAKITI DAN MERASA MENANG. DENGAN SURAT DI TANGANNYA, DIA
BERFIKIR SEJENAK DENGAN SENYUMAN JAHAT DI BIBIRNYA. KEMUDIAN DIA MELETAKKAN
LAGI SURAT ITU DI DALAM ROMPI DAN MASIH DENGAN HATI-HATI TIDAK INGIN
MEMBANGUNKAN YANG TIDUR, MENGGANTUNGKAN KEMBALI BAJU-BAJU ITU DI GANTUNGAN YANG
SAMA DAN PERGI KE RUANG TIDUR, MELIHAT DI DALAMNYA. DENGAN SUARA YANG KERAS DAN
TAJAM).
Alfred!
(MASIH KERAS)
Alfred!
(ADA SUARA ORANG MENGUAP DAN MERINTIH DARI KAMAR
SEBELAH)
Tidakkah kamu berfikir bahwa sekarang waktunya kamu
bangun tidur? Apakah kamu ingin terus di atas ranjang seharian?
(BERKELILING/BERPUTAR SEBENTAR, KEMBALI KE KURSINYA)
Tidak diragukan lagi, kamu sekarang menjadi pemalas
dan tidur terus.
(DIA DUDUK DAN MELIHAT JENDELA DENGAN ACUH)
Sebaiknya kamu tahu jam berapa ini? Kita bahkan tidak
pernah membicarakan waktu sejak kau gadaikan jam tanganmu itu seperti orang
bodoh. Benda berharga terakhir yang kita punya, dan kamu tahu itu? Tidak ada
yang lain selain menggadaikan barang-barang hanya untuk menunda karena kamu tak
mendapatkan pekerjaan. Semuanya untuk menghindari agar kamu tidak bekerja
sebagai seorang laki-laki.
(DIA MENGETUK KAKINYA KE LANTAI DENGAN GUGUP,
MENGGIGIT BIBIRNYA. SETELAH JEDA SEJENAK)
Alfred bangunlah, kau dengar aku? Aku mau merapikan
tempat tidur sebelum aku pergi! Aku lelah, tempat ini terus berantakan karena
perbuatanmu.
(DENGAN KEPUASAN INGIN MENYAKITI)
Kita tidak akan lama di sini, jika kau tidak
mendapatkan uang di suatu tempat. Tuhan tahu, aku melakukan semuanya. Aku
bahkan harus menjahit setiap hari, sementara kau bermain, keluyuran, keluar
masuk bar dengan artis-artis dari lapangan itu.
(JEDA PENDEK SELAMA DIA MEMAINKAN CANGKIR DAN TATAKAN
DI ATAS MEJA DENGAN GUGUP)
Dan kemana kamu untuk mendapatkan uang? Dan kamu cari
uang kemana? Aku mau tahu! Batas pembayaran sewa rumah adalah minggu ini. Dan
kamu tahu kan pemilik rumah ini? Dia tidak akan membiarkan kita tinggal
semenitpun kalau kita belum bayar. Kamu bilang kamu tidak bisa mendapatkan
pekerjaan. Itu bohong, dan kamu tahu itu. Kamu tidak pernah mencari pekerjaan
itu. Yang kamu bisa lakukan hanyalah berkeliling seharian, menulis puisi-puisi
bodoh dan cerita-cerita yang orang-orang tidak mau membelinya. Aku beritahu
kamu, bahwa aku bisa mendapatkan posisi pekerjaan seperti ini. Dan hanya inilah
yang bisa menjaga kita dari kematian karena lapar.
(BANGUN DAN PERGI MENUJU KOMPOR GAS, MELIHAT KE DALAM
TEKO, APAKAH AIR SUDAH MENDIDIH; KEMUDIAN KEMBALI DUDUK)
Hari ini kamu harus pergi cari uang di suatu tempat.
Aku tidak bisa melakukan semuanya. Dan aku tidak mau melakuakn semua. Kamu
harus mengerti itu. Kau bisa mengemis, meminjam atau mencuri di suatu tempat.
(DENGAN TERTAWA YANG DALAM)
Tapi dimana? Aku mau tahu! Kamu terlalu tampan untuk
mengemis, kamu sudah meminjam melewati batas, dan kamu tidak punya keberanian
untuk mencuri.
(JEDA SEBENTAR – MENJADI MARAH)
Tidakkah kau mau bangun untuk merayakan kebahagiaan?
Kamu tertidur lagi? Atau pura-pura tidur?
(DIA PERGI KE PINTU KAMAR TIDUR DAN MELIHAT KE DALAM)
Oh, kamu sudah bangun, yah ini hanyalah soal waktu.
Kamu tidak usah melihat aku seperti itu. Kamu tidak bisa membodohi aku lagi.
Aku terlalu mengenal kamu dengan baik. Lebih baik dari apa yang kamu kira. Kamu
dan pikiran-pikiran kamu itu.
(KEMBALI LAGI MEMBELAKANGI PINTU, PENUH ARTI)
Aku tahu banyak tentang semuanya, sayang. Lupakan apa
yang aku tahu, sekarang. Aku akan menceritakan padamu sebelum aku pergi, kamu
tidak perlu khawatir.
( DIA MENUJU KE TENGAH RUANGAN, BERDIRI DI SANA,
EKSPRESI TIDAK SUKA. ACUH)
Hmm! Kadang aku berharap bisa mendapatkan sarapan pagi
yang layak seperti ini, tidak apa-apa.
(BERTANYA)
Kapan kamu punya uang?
(DIA BERHENTI SEJENAK MENUNGGU JAWABAN DARI KAMAR
SEBELAH YANG IDAK KUNJUNG ADA)
Pertanyaan bodoh!
(TERTAWA KASAR DAN PENDEK)
Aku ingin tahu kamu lebih baik dari saat ini. Ketika
kamu pergi di malam yang buruk itu. Aku tahu apa yang akan terjadi. Kamu tak
bisa dipercaya, bahkan untuk satu detik sekalipun. Bagus sekali kamu masih
pulang ke rumah, pertengkaran yang kita alami hanya membuat kamu menjadi
menjijikan. Apa gunanya kamu gadaikan jam tanganmu. Jika semua uang yang kamu
punya terbuang percuma, hanya untuk membeli minuman-minuman itu.
(PERGI MENUJU KLOSET CUCI PIRNG, MENGAMBIL PIRING,
CANGKIR DAN LAIN-LAIN. SAMBIL BERBICARA)
Cepatlah! Sarapan pagi hari ini tidak akan lama-lama,
yang kita punya pagi ini hanya roti, mentega, dan kopi, dan kamu bahkan tak
bisa menikmati semua ini, jika semua ini bukan dari hasil menjahit sampai
jari-jariku terpotong.
(DIA MELEMPAR SEPOTONG ROTI KE ATAS MEJA DENGAN KASAR)
Rotinya sudah kering, aku harap kamu suka roti itu.
Kamu tak berguna sama sekali, tapi aku tidak ada alasan kenapa aku harus
menderita.
(PERGI KE ARAH KOMPOR)
Kopi akan siap sebentar lagi? Dan kamu jangan berharap
aku akan menunggumu.
(TIBA-TIBA DENGAN SANGAT MARAH)
Apa yang sedang kamu lakukan saat ini?
(DIA PERGI MENUJU PINTU DAN MELIHAT KE DALAM)
Yah, kamu hampir siap dan menarik apapun yang terjadi.
Aku harap bisa menemanimu lagi di tempat tidur. Ya, hanya kamu. Kamu kelihatan
berantakan pagi ini, bercukurlah, untuk merayakan kebahagianmu. Kamu menjijikan
tahu. Kamu kelihatan seperti gelandangan. Tidak heran tak ada yang akan
memberimu pekerjaan. Aku tidak menyalahkan mereka. Kamu tidak pantas untuk
disukai.
(DIA PERGI KE KOMPOR)
Ada sedikit air panas disini. Kamu tidak bisa
dimaafkan.
(MENGAMBIL SEBUAH MANGKOK DAN MENUANGKAN AIR DARI TEKO
KE DALAMNYA)
Ini….
(DIA LAKI-LAKI/ALFRED MENYELUPKAN TANGANYA KE DALAM
MANGKOK. TANGAN YANG SENSITIF DENGAN JARI-JARI YANG RAMPING. JARI-JARINYA
BERGETAR DAN AIR MENETES KE LANTAI. MEMBENTAK)
Lihat tanganmu yang kurus. Kamu sebaiknya berhenti
minum. Kamu tidak bisa seperti itu terus. Itu akan menjadi minuman yang
terakhir!
(MELIHAT KE LANTAI)
Lihat kekacauan yang kaMu buat di lantai ini – puntung
rokok, abu berserakan di semua tempat. Kenapa kamu tidak menaruhnya di atas
piring? Tidak, kamu tidak cukup bisa melakukan itu. Kamu tidak pernah
memikirkan aku. Kamu tidak harus menyapu ruangan dan pedulikan semuanya.
(MENGAMBIL SAPU, DAN MENYAPU DENGAN KESETANAN,
DEBU-DEBU BETERBANGAN. DARI DALAM KAMAR TERDENGAR SUARA PENCUKUR BERHENTI.
SAMBIL MENYAPU).
Cepatlah! Sudah waktunya aku pergi. Jika aku telat,
pasti kehilangan pekerjaanku, dan aku tidak bisa lagi membantumu lebih lama
lagi.
(BERBICARA DENGAN KASAR)
Dan kalau sudah begitu, kamu harus pergi bekerja atau
melakukan sesuatu yang pasi kamu tidak suka.
(MENYAPU BAWAH MEJA)
Yang aku mau tahu adalah apakah hari ini kamu mau
mencari pekerjaan atau tidak? Kamu tahukan, keluargamu tidak akan membantu kita
lagi. Mereka sudah cukup melakukan semuanya untukmu.
(SESUDAH BERHENTI MENYAPU SEBENTAR)
Aku menderita seumur hidupku. Sebenarnya aku mendapat
ide yang bagus untuk pulang ke rumah, tapi aku tak ingin membiarkan mereka
mengetahui kegagalan apa yang sudah kita lakukan. Kamu, anak laki-laki
satu-satunya dari millioner Rowlands, lulusan Harvard, seorang penyair, sang
penguasa kota. Huh!
(DENGAN PAHIT)
Mereka tidak akan menolak tindakanku sekarang, jika
mereka tahu kebenarannya. Apa yang sudah terjadi dengan pernikahan kita? Aku
mau tahu. Bahkan, sebelum ayahmu yang millioner itu meninggal, memberi semua
orang di dunia ini uang, kamu tentu tidak akan pernah membuang-buang waktumu
dengan istrimu. Aku mengira kamu berpikir aku seharusnya senang, kamu cukup
dihormati, setelah menikah dan membuatku susah. Kamu permalukan aku dengan
teman-teman baikmu itu, karena ayahku hanya seorang tukang sayur. Yah, itulah
kamu. Tapi setidaknya dia jujur. Lebih dari apa yang orang bisa katakan tentang
kamu.
(DIA TERUS MENYAPU MENUJU PINTU. MENYANDARKAN SAPUNYA
SEBENTAR)
Kamu berharap, semua orang berpikir bahwa kamu telah
dipaksa untuk menikahiku. Kasihan sekali kamu. Kamu tidak yakin untuk
menyatakan padaku bahwa kamu cinta padaku, dan membuatku percaya dengan
kebohonganmu, sebelum itu semua terjadi kan? Kamu membuatku berpikir, bahwa
kamu tidak ingin ayahmu membeliku seperti yang dia coba untuk lakukan. Aku tahu
lebih baik sekarang aku tidak hidup denganmu selama ini, tidak untuk
sesuatupun.
(SEDIH, GELAP, DEPRESI)
Untungnya sesuatu yang buruk, miskin telah bangkit
dari kematian. Dan apa yang sudah ayahmu lakukan?
(DIAM, BERPIKIR DALAM UNTUK SEBENTAR, KEMUDIAN
MELANJUTKAN DENGAN PERASAAN SENANG YANG KUAT)
Tapi aku bukan satu-satunya orang yang harus berterima
kasih padamu atas ketidakbahagiaan ini. Masih ada satu orang lagi, akhirnya….
Dan dia tidak bisa berharap untuk menikahimu sekarang.
(KEPALANYA MENENGOK KE KAMAR)
Bagaimana dengan Hellen?
(DIA MULAI BERBALIK DARI PINTU, SETENGAH TAKUT)
Jangan melihatku seperti itu! Yah, aku sudah membaca
suratnya. Bagaimana dengan itu? Aku juga punya hak. Aku adalah istrimu. Dan aku
harus tahu semua yang ingin aku ketahui. Jadi, jangan bohong. Kamu tidak perlu
memandangku seperti itu. Kamu tidak bisa menakutiku dengan pandangan superiormu
itu lebih lama lagi. Hanya karena aku kamu bisa pergi dengan sarapan pagi ini.
(DIA MELETAKKANSAPU DI POJOK BELAKANG – MENANGIS DAN
MENJERIT)
Kamu tidak pernah berterima kasih atas apa yang sudah
aku lakukan.
(DIA MENUJU KOMPOR DAN MELETAKKAN KOPI KE DALAM TEKO)
Kopinya sudah siap. Aku tidak akan menunggumu.
(DIA DUDUK DI KURSINYA LAGI. SETELAH BERHENTI SEJENAK,
DIA MELETAKKAN TANGANNYA DI KEPALA – KHAWATIR)
Aku sangat pusing pagi ini. Ini memalukan. Aku harus
pergi kerja di ruangan yang buruk dengan kondisiku yang berantakan sepanjang
hari. Dan aku tidak akan seperti ini jika kau bisa menjadi setengah laki-laki,
seharusnya aku bisa membaringkan punggungku di sampingmu. Kamu tahu, betapa
sakitnya aku tahun-tahun terakhir ini, dan kamu tidak suka ketika aku meminta
sedikit saja sesuatu untuk menjaga semangatku. Kamu bahkan tak ingin aku
meminum tonik yang kudapat dari toko obat itu.
(DENGAN TERTAWA KERAS)
Aku tahu, kamu akan senang kalau aku mati dan keluar
dari kehidupanmu, kemudian kamu bisa bebas berlari seharian dengan gadis-gadis
bodoh yang berpikir kamu sangat agung dan hebat. Huh … sungguh orang-orang yang
tidak dapat dimengerti…Helen dan yang lainnya itu…
(ADA TANGIS DAN TERIAKAN DERITA YANG TAJAM DARI KAMAR
SEBELAH)
Disana! aku tahu kamu sudah memotong dirimu sendiri.
Itu akan jadi pelajaran buatmu. Kamu tahu, tidak. Seharusnya kamu berlarian
sepanjang malam dengan kekhawatiran yang bodoh.
(DIA PERGI KE PINTU DAN MELIHAT KE DALAM)
Apa yang membuatmu sungguh pucat? Untuk apa kamu
melihat dirimu sendiri di cermin? Untuk merayakan kesenangan? Usaplah darah di
wajahmu itu!
(DENGAN TAKUT TIDAK TERKONTROL)
Ini menjijikan.
(DENGAN NADA YANG AGAK TURUN)
Ya, itu lebih tidak pernah tahan kalau melihat darah.
(DIA KETAKUTAN KEMBALI DARI PINTU)
Lebih baik kamu hentikan dan pergilah ke tukang cukur.
Tanganmu yang bergetar sangat mengkhawatirkan. Mengapa kamu lihat aku seperti
itu?
(IA BERBALIK DARI PINTU)
Apakah kamu masih marah padaku tentang surat itu?
(KESAL)
Aku punya hak untuk membacanya. Aku istrimu kan?
(DIA MENUJU KURSI DAN DUDUK LAGI, DIAM SEJENAK)
Aku tahu semua waktumu yang kamu habiskan dengan
seseorang. Kamu bilang, kamu habiskan waktumu di perpustakaan, aku tidak dapat
kamu bodohi. Siapa sebenarnya Helen itu? Salah satu dari artis-artis itu? Atau
apakah dia menulis puisi juga? Suratnya mengesankan demikian. Aku yakin dia
menyatakan padamu hal-hal yang indah, dan kamu percaya padanya seperti orang
bodoh. Apakah dia muda dan cantik? Aku juga muda dan cantik. Ketika kamu memberiku
rayuan-rayuan, bahasamu yang puitis, tapi hidup denganmu akan segera membuat
seseorang terpuruk. Seperti yang telah kualami.
(PERGI KE ARAH KOMPOR MENGAMBIL KOPI)
Sarapan pagi sudah siap.
(DENGAN MELIHAT SEKILAS)
Sarapan pagi!
(MENUANGKAN SECANGKIR KOPI UNTUK DIRINYA SENDIRI DAN
MELETAKKAN TEKO DI ATAS MEJA)
Kopimu akan jadi dingin. Apa yang sedang kamu lakukan?
Masih bercukur? Untuk merayakan kebahagiaan? Sebaiknya kamu hentikan itu, kalau
tidak pagi ini kamu akan melukai dirimu sendiri.
(DIA MEMOTONG ROTI DAN MENGOLESI DENGAN MENTEGA SAMBIL
BICARA DIA MAKAN DAN MINUM KOPINYA)
Aku harus berlari secepat aku makan pagi. Salah satu
dari kita harus pergi kerja.
(MARAH)
Apakah kamu akan pergi mencari kerja hari ini? Atau
tidak? Aku berpikir, beberapa orang dari temanmu, mestinya menolongmu. Jika
mereka memang menganggap kamu sebagai temannya. Tapi aku kira mereka hanya suka
mendengarmu berbicara.
(DUDUK DALAM DIAM UNTUK SEMENTARA)
Aku minta maaf soal si Helen ini, siapa pun dia.
Tidakkah kamu punya perasaan pada orang lain? Apa yang akan dikatakan
keluarganya? Aku tahu dia menyebut mereka di suratnya. Apa yang akan dia
lakukan – punya anak? Atau pergi ke salah satu dokter itu? Aku harus katakan
itu sangat bagus. Dimana dia bisa mendapatkan uang? Apakah dia kaya?
(DIA MENUNGGU BEBERAPA JAWABAN ATAS PERTANYAAN
BERUNTUN INI)
Hmm! Kamu tidak akan mengatakan apapun tentang dia
kan? Aku tak peduli! Coba pikirkan, aku tidak akan minta maaf padanya. Dia
bukan lagi anak sekolahan, seperti aku. Ya, kelihatan dari suratnya. Apakah dia
tahu kamu sudah menikah? Tentu saja. Dia harus tahu itu. Semua temanmu tahu
tentang pernikahanmu yang tidak bahagia. Aku tahu mereka mengasihanimu, tapi
mereka tidak tahu bagaimana posisiku. Kalau saja mereka tahu, mereka akan
berkata beda.
(TERLALU SIBUK MAKAN LUPA PERGI)
Si Helen ini pasti orang baik-baik. Jika dia tahu kamu
sudah menikah, apa yang kemudian dia harapkan, bahwa aku akan menceraikanmu?
Dan membiarkan dia menikahimu? Apakah dia pikir aku cukup gila untuk itu?
Sesudah apa yang telah kamu perbuat padaku. Aku kira tidak. Kamu tidak akan
bisa bercerai denganku dan kamu tahu itu. Tidak ada seorang pun yang bilang
bahwa aku sudah melakukan sesuatu yang salah.
(MINUM KOPI TERAKHIR DARI CANGKIRNYA)
Dia sebaiknya menderita, hanya itu saja yang bisa aku
katakan. Aku akan katakan padamu apa yang aku pikirkan; aku pikir Helenmu itu
tak lebih baik dari gelandangan biasa saja, itulah yang aku pikirkan.
(ADA SUARA TERIAKAN LUKA SEPERTI SESAK NAFAS DARI
KAMAR SEBELAH)
Apakah kamu memotong dirimu lagi? Yang benar saja!
(BANGUN DAN MELEPASKAN PIYAMANYA)
Baiklah aku harus pergi sekarang.
(SINIS)
Inilah hidup yang bagus bagiku untuk menjadi seorang
pemimpin! Aku tidak akan terus menunggui rotimu lebih lama lagi.
(SESUATU MENARIK INDERA PENDENGARANNYA DAN DIA
BERHENTI UNTUK MENDENGAR DENGAN INTENS)
Ya, lagi-lagi kamu tumpahkan air ke semua tempat.
Jangan bilang kamu tidak melakukan itu. Aku dengar tetesan air itu di lantai.
(EKSPRESI RAGU MUNCUL DI MUKANYA)
Alfred! Mengapa kamu tak menjawabku?
(DIA BERGERAK PELAN MENUJU KE KAMAR. ADA SUARA BERISIK
DARI SEBUAH KURSI YANG HABIS DIPUTAR DAN SESUATU JATUH DENGAN KERAS DI LANTAI.
DIA BERDIRI, BERGETAR DAN TAKUT)
Alfred! Alfred! Jawab aku! Apakah itu kamu yang
berisik? Apakah kamu masih minum?
(TIDAK MAMPU BERDIRI LEBIH LAMA, DIA BERLARI BERGEGAS
KE ARAH PINTU KAMAR)
Alfred!
(DIA BERDIRI DI LORONG, MELIHAT LANTAI DALAM KAMAR,
BERGERAK CEPAT KETAKUTAN. DIA MENJKERIT DENGAN LIAR DAN BERLARI MENUJU PINTU
YANG LAIN, MEMBUKA KUNCINYA DAN MEMBUKANYA DENGAN KUAT DAN BERLARI MENJERIT GILA
MENUJU KELUAR)
(LAYAR TURUN)
BEFORE BREAKFAST Karya:
Eugene O’neill
Diterjemahkan
Oleh: Wiwit Anggraini, S.Pd
Pusat Studi Seni
Pertunjukan Akar Rumput Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar