9 Langkah
Membuat Film Dokumenter Bagi Pemula
Semakin
mudahnya mendapatkan alat rekam digital saat ini, membuat film dokumenter sudah
bukan hal yang sulit lagi untuk dilakukan. Siapapun dapat terlibat dalam proses
“mencatat sejarah” lingkungannya dengan menggunakan kamera, baik kamera
handycam, kamera smartphone, kamera DSLR maupun kamera lainnya.
Sampai
saat ini banyak ahli yang telah mendefinisikan film dokumenter, ada banyak
pendapat hingga memunculkan banyak perdebatan tentang definisi film dokumenter.
Meski demikian, tetap ada satu benang merah bahwasanya film dokumenter adalah
bukan film naratif.
Mengutip
dari wikipedia.org, Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan
kenyataan. Istilah “dokumenter” pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926)
oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson,
di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.
Di
Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk
film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini,
film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari,
misalnya kereta api masuk ke stasiun. Pada dasarnya, film dokumenter
merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan
kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
“Buatlah
apa yang kau lihat, tanpa kamu merekam, orang lain tak pernah tau apa yang
terjadi”. Siapapun dapat membuat film dokumenter, bagi para pemula berikut ada
beberapa langkah yang bisa dilakukan :
1. Temukan ide paling
menarik.
Ide
tak perlu mencari kesana-kemari, karena pada dasarnya ide sudah ada disekitar
kita. Setiap orang adalah unik, memiliki pemikiran yang unik, memiliki sudut
pandang yang unik terhadap setiap permasalahan. Untuk itulah
pemikiran-pemikiran unik yang terkadang membuat tergelitik, frustrasi, marah,
maupun tidak adil dalam sebuah persoalan dapat dijadikan sebagai landasan untuk
menemukan ide membuat film dokumenter.
Ada
sebuah pendapat menyatakan bahwa “tak ada persoalan maka tak akan ada cerita”,
untuk mendapatkan cerita yang menarik dalam membuat film dokumenter ada baiknya
lihatlah persoalan-persoalan yang menggairahkan, yang dekat dengan denganmu.
Menemukan
persoalan dan permasalahan sebenarnya cukup mudah, sederhananya bisa dimulai
dari baca timeline twitter dan facebook orang, berita televisi, baca koran,
maupun hanya dengan menjadi pendengar yang baik atas keluh-kesah orang lain.
Ide
cerita dokumenter bisa saja ditemukan dari masalah pribadi, masalah keluarga,
masalah lingkup RT, masalah kelurahan, masalah satu kecamatan, masalah
se-kabupaten, provinsi, negara bahkan isu apapun di dunia ini. Buatlah daftar
permasalahan yang memungkinkan dan masuk akal untuk diangkat dalam film
dokumenter.
Setelah
list permasalahan didapatkan, muailah memilih subyek yang paling menarik untuk
dibuat. Untuk menjadi unik, pastikan bahwa ide yang akan diangkat adalah
permasalahan yang jarang
disadari/diketahui orang lain, sehingga film yang dibuat akan benar-benar
menjadi sebuah informasi yang baru,
itulah yang terpenting.
2. Gali dan cari informasi
Membuat
film dokumenter pada dasarnya adalah proses untuk memberi informasi,
pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan wawasan tentang apa yang kita
lihat dan alami. Untuk itulah pelajari semua tentang subjek dokumenter,
kumpulkan fakta dan cari petunjuk tentang karakter paling menarik sehingga
dapat dibangun menjadi sebuah alur cerita. Cerita-cerita yang paling menarik
justru terkadang terkubur dari pandangan.
Dasar
dalam menghimpun informasi film dokumenter setidaknya dapat dilakukan dengan
memakai acuan 5W+1H (what, who, when, where, why, how). Dari acuan itulah akan
memunculkan banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang harus dipenuhi dalam
proses penggalian informasi.
5W+1H
dapat diterjemahkan : Apa masalahnya, siapa saja orangnya, di mana masalah ini
terjadi, kapan masalah ini terjadi, mengapa masalah ini terjadi, serta
bagaimana usaha yang sudah dilakukan dalam mengatasi masalah. Semakin lengkap
data-data yang diperoleh, maka akan semakin kuat dan leluasa untuk menentukan
“sisi mana” yang harus ditonjolkan dalam film dokumenter.
Menggali
dan mencari informasi secara lengkap menjadi sebuah kebutuhan sangat penting
dalam membuat film dokumenter, proses ini juga bisa menjadi salah satu cara
untuk lebih dekat dengan subyek, memperbanyak perberbincangan dengan
menggunakan kamera lama-kelamaan subyek akan abai dengan keberadaan kamera yang
merekam.
3. Buatlah Rencana
Ada
banyak hal yang harus direncanakan dalam membuat film dokumenter, untuk itu
membuat garis besar tentang “bagaimana” akan menceritakan kisah dalam film
perlu dipikirkan secara matang.
Dalam
proses ini, pembuat film dokumenter dapat menentukan siapa saja karakter utama,
inti cerita apa yang akan diangkat, kapan akan dilakukan pengambilan gambar,
peralatan apa saja yang akan digunakan, siapa saja tim produksi yang akan
dilibatkan, jumlah anggaran dan sumber dananya, target penonton, sistem
distribusi film dan kebutuhan-kebutuhan lain dalam membuat film dokumenter.
Untuk
mempermudah dalam mengorganisir setiap rencana, pembuat film dapat mencatat
segala rencana dan kebutuhan dalam sebuah proposal produksi film dokumenter.
Proposal yang dibuat selain dapat berfungsi sebagai guideline, juga dapat
digunakan untuk penggalangan dana produksi.
4. Lihat Hukum dan Hak Cipta
Membuat
film dokumenter membutuhkan banyak elemen yang sering kali akan berkaitan
dengan hukum dan hak cipta. Pastikan semua elemen seperti penggunaan musik,
foto-foto maupun footage video sudah
mendapatkan izin dari pemiliknya.
Hal-hal
terkait dengan narasumber juga perlu dipertimbangkan, jangan sampai dalam
membuat film dokumenter dapat membahayakan subyek-subyek yang diangkat. Untuk
mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan, lakukan perjanjian dengan
berbagai pihak yang terkait dengan film.
5. Buatlah daftar pengambilan
gambar
Membuat
daftar pengambilan gambar (Shot List) berfungsi untuk memetakan kebutuhan
gambar apa saja yang akan dibutuhkan dalam film, daftar ini bisa berupa daftar
stok rekaman dan daftar siapa saja yang akan diwawancarai, termasuk daftar
pertanyaanya (jika membutuhkan stok wawancara),
Jumlah shot list tidak ada ukuran pasti, hal ini sangat tergantung pada
kompleksitas film yang akan dibuat. (Baca juga : 17 Tips Mengoperasikan Kamera
Saat Wawancara)
6. Mulailah Shooting
Memulai
shooting merupakan proses mencatat menggunaan media kamera dengan mengacu pada
shot list yang telah dibuat. Meski mengacu pada shotlist, dalam membuat film
dokumenter masih besar kemungkinannya untuk merekam banyak hal yang sebelumnya
tidak terencana, hal ini terkait dengan moment-moment penting yang tak terduga
sebelumnya.
Saat
memulai shooting, pilihllah tipe shot yang sesuai dengan media penayangannya.
Penayangan film untuk web, perangkat mobile dan televisi tentu akan berbeda
dengan penayangan untuk bioskop. Film dokumenter yang didominasi tipe wideshot,
extreme wide shot akan sulit terlihat detilnya pada media iPhone, jenis shot
ini akan lebih nyaman untuk media putar layar lebar, misalanya bioskop maupun
layar tancap yang menggunakan LCD Proyektor.
Untuk
lebih aman sekaligus memperkaya stokshot, buatlah beberapa tipe shot untuk
setiap satu adegan. (Baca juga : 14 Tipe
Shot Dalam Pengambilan Gambar Film)
7. Memilih stok gambar
Setelah
melakukan shooting, ada banyak gambar yang diperoleh. Catat semua elemen yang
paling menarik untuk dimasukkan dalam film dokumenter, termasuk hasil stokshot
moment-moment tak terduga di lapangan.
Berbeda
dengan film fiksi, dalam dokumenter shotlist awal belum tentu sesuatu yang
final dan terbaik dalam film, untuk itu lakukan review dan susun kembali alur
cerita film dengan tanpa keluar dari cerita utama yang telah direncanakan.
8. Editing
Editing
adalah proses menyusun hasil rekaman audio dan visual sehingga mampu bercerita.
proses ini seperti menyusun puzzle, membolak-balikkan klip gambar, memotong,
menyambung, dan menyusunnya secara berurutan.
Proses
editing bukan hanya masalah teknis memberi efek visual, tetapi didalamnya
terdapat proses merangkai cerita sehingga film dapat menciptakan sebuah suasana
yang mampu mempengaruhi emosi penonton, penonton dapat ikut tenggelam dan
merasakan apa yang subyek rasakan, bahkan dalam proses editing juga dapat untuk menciptakan pengalaman baru
dalam menonton.
9. Distribusikan!
Film
dokumenter dibuat tentu butuh diapresiasi oleh banyak orang agar apa yang akan
disampaikan lewat film dapat memberikan dampak pada publik yang lebih luas. Ada
banyak pilihan bagi para pembuat film untuk memamerkan karya mereka, dari
bioskop, televisi, ke web, atau yang lainnya. Untuk mengetahui kemana saja film
dapat di distribusikan, silahkan baca juga : Beragam Tempat Untuk Memutar Film
dan Tips Menyelenggarakan Acara Pemutaran film
Selamat
Membuat film dokumenter, Terus Berkarya..